Wednesday, August 1, 2018

PKS Tidak Abaikan Aher

Kesembilan nama yang disodorkan PKS tetap memiliki peluang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Suhud Aliyudin menegaskan pihaknya tidak mengabaikan nama mantan gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan  sebagai kandidat calon wakil presiden (cawapres). Nama Aher seolah meredup setelah hasil ijtima ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama merekomendasikan nama Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Ustadz Abdul Somad (UAS) sebagai cawapres. Padahal dari hasil survei internal PKS nama Aher paling dominan dibandingkan nama lain.

"Hasil ijtima ulama dengan hasil internal PKS itu kan dua hal yang terpisah. Kami tetap memperjuangkan sembilan nama yang didalamnya ada Kang Aher juga ada Pak Salim Assegaf. Jadi kami tidak sama sekali mengabaikan Kang Aher," jelas Suhud, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (1/8).

Memang sebagai partai dakwah, kata Suhud, menerima penuh dan memperjuangkan hasil rekomendasi hasil ijtimah ulama tersebut. Yakni, sambungnya, dalam proses komunikasi politik dengan partai-partai Koalisi yang dibangun oleh PKS dan Gerindra. Selain itu, PKS juga menjadikan sembilan nama yang didalamnya ada Salim Assegaf dan Aher sebagai opsi untuk berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Adapun sembilan nama yang direkomendasikan oleh Majelis Syuro PKS yaitu lain Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS saat ini Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, mantan Menkominfo Tifatul Sembiring, Muzzamil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.

"Artinya kombinasinya bisa macam-macam kalau misalnya Pak Prabowo tetap maju, bisa dia dengan Pak Salim bisa dengan Aher atau juga berpasangan dengan UAS," terang Suhud.

Lanjut Suhud, kombinasi-kombinasi di atas bisa menjadi alternatif bagi partai-partai untuk bisa bersepakat. Karena masing-masing partai membawa nama, PKS dengan sembilan namanya, Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan PAN memiliki Zulkifli Hasan. Oleh karena itu, Suhud mengatakan, hal ini perlu dikomunikasikan untuk mencari titik temu, tidak menutup kemungkinan UAS sebagai alternatifnya

Maka dengan demikian, menurut Suhud, kesembilan nama hasil rapat Majelis Syuro PKS memiliki peluang yang sama untuk didorong sebagai cawapres, tidak terkecuali dengan Aher dan nama lainnya. Tinggal persoalannya, lanjut Suhud, siapa yang memungkinkan untuk diterima oleh partai-partai koalisi.

"Kalau di PKS sudah selesai di sembilan namaa itu dan akan diperjuangkan siapapun yang maju. Persoalannya ketika proses komunikasi dengan mitra koalisi perlu kesepahaman," tutur Suhud.

Selanjutnya, Suhud menyampaikan, jika yang dipilih atau disepakati oleh koalisi adalah salah satu dari sembilan nama tersebut, maka Majelis Syuro langsung ketok palu untuk menyetujui. Namun apabila yang diambil sebagai cawapres bukan dari sembilan nama itu, maka akan dibahas kembali di sidang Majelis Syuro untuk kemudian disepakati.

"Jadi Majelis Syuro sudah rapat dengan untuk capres-cawapres pada Pilpres 2019 nanti. Tapi kalau nama diluar sembilan nama itu perlu pembahasan lagi baik di DPP maupun nanti di sidang Majelis Syuro untuk menetapkan," tutup Suhud.

Sebelummya, UAS menolak untuk menjadi cawapres yang direkomendasikan oleh ijtimah ulama GNPF Ulama. Pemcerah peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika itu beralasan dirinya ingin fokus di bidang pendidikan dan dakwah. Hal itu disampaikan Abdul Somad melalui akun resmi Instagramnya, @ustadzabdulsomad, Senin (30/7) lalu.

"Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian sahabat ingin membaiat Abdullah (anak Sayyidina Umar) sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu. Fokus di pendidikan dan dakwah," tulisnya.

Let's block ads! (Why?)

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/08/01/pcrm2u430-pks-tidak-abaikan-aher
Share:

0 Comments:

Post a Comment